My Jurney

Long Life Education

Tuesday, September 27, 2011

Peranan Guru Matematika Sebagai Motivator Terhadap Minat Belajar Matematika Siswa

Sebetulnya saya masih punya PR untuk menyelesaikan postingan tentang  SOSIALISASI PERUBAHAN IKLIM BAGI PETANI NELAYAN DAN MASYARAKAT UMUM MELALUI PROGRAM RADIO bagian berikutnya yang rencananya akan mengulas uraian nara sumber kedua, peneliti bidang kelautan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr. Nani Hendarti, yang menyampaikan paparan peran teknologi dalam perubahan iklim, khususnya teknologi mitigasi dan adaptasi di wilayah pesisir pada workshop terkait yang saya hadiri waktu itu. Namun karena data-data penunjang yang saya miliki saya simpan dalam fd saya, kemudian fd kebetulan raib jadi saya belum dapat merealisasi rencana menyelesaikan PR saya tersebut .
Untuk itu pada kesempatan ini saya akan coba menyelesaikan rencana lain yang juga sempat tertunda yaitu menulis tentang peranan guru matematika sebagai motivator terhadap minat belajar matematika siswa. Seperti pernah saya tulis pada artikel terkait “Mengapa Pelajaran Matematika Kurang Disukai ? ” bahwa karakteristik matematika  yang sangat khas, menyebabkan siswa harus ”bekerja keras” untuk dapat melihat ”keindahan” atau ”daya tarik” nya. Bagi siswa yang kurang aktif atau bahkan malas tentu saja hal ini akan menyebabkan dia menjadi semakin tidak berminat lagi terhadap matematika. Disinilah peranan guru matematika diharapkan dapat menjadi motivator bagi para siswanya yang dapat membantu mereka mempercepat dapat melihat ”keindahan” atau ”daya tarik” matematika. Karena seperti yang saya tulis di beranda blog saya ini, ada kalimat bijak yang entah siapa yang mengungkapkannya pertama kali tapi yang jelas makna kalimat itu demikian dalam kebenaran maknanya. Kalimat bijak itu adalah :“Guru yang mengajar tanpa membangkitkan motivasi siswanya sama saja seperti pandai besi yang berusaha menempa besi dalam keadaan dingin”. Kita semua pasti setuju dengan ungkapan bijak tersebut.

Gage dan Berliner seperti yang dikutip Prof.DR.H. Abin Syamsudin Makmun, MA dalam bukunya :”Psikologi Kependidikan” antara lain menjelaskan bahwa seorang guru berperan, bertugas dan bertanggung jawab sebagai :


1.      Perencana yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan didalam proses belajar mengajar.


2.      Pelaksana yang harus mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana (H. Abin Syamsudin Makmun, 2001 :23 )


Selanjutnya pada bagian lain dalam buku yang sama Prof.DR.H. Abin Syamsudin Makmun, MA, mengutip pendapat Dollar dan Miller yang secara fundamental menegaskan bahwa keefektipan perilaku belajar siswa itu dipengaruhi oleh empat hal yaitu adanya :


1.      Motivasi


2.      Perhatian dan mengetahui sasaran/ tujuan belajar itu sendiri


3.      Usaha


4.      Evaluasi dan pemantapan hasil. (H. Abin Syamsudin Makmun, 2001 :23 )


Sedangkan Motivasi belajar menurut .DR.H. Abin Syamsudin Makmun, MA masih dalam buku yang sama adalah suatu ”Dorongan atau daya dalam diri individu untuk mencapai tujuan belajar”.


Menurut salahsatu teori belajar yaitu Teori Stimulus-Respon, penyebab seseorang belajar adalah agen-agen lingkungan yang bertindak terhadap individu yang menyebabkan individu itu memberikan respon. Dari beberapa prinsip yang melandasi teori belajar perilaku, prinsip yang paling penting ialah bahwa perilaku berubah menurut konsekuensi-konsekuensi langsung. Konsekuensi yang menyenangkan ”memperkuat” perilaku, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan ”melemahkan” perilaku. Konsekuensi menyenangkan pada umumnya disebut reinfonser, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan disebut punisher. Dalam bahasa Indonesia reinfonser berarti penghargaan dan punisher berarti hukuman/sanksi.


Prinsip lain yang tak kalah penting dalam teori belajar perilaku adalah ”kesegeraan” konsekuensi, bahwa konsekuensi yang segera mengikuti perilaku akan lebih mempengaruhi perilaku daripada konsekuensi-konsekuensi yang lambat datangnya. Misalnya pujian yang diberikan segera setelah siswa melakukan suatu pekerjaan dengan baik, dapat merupakan reinfonser yang lebih kuat daripada angka yang diberikan kemudian. Dari teori-teori belajar seperti yang telah diulas diatas dapat disimpulkan bahwa belajar akan lebih efektif dalam keadaan siswa senang. Agar terjadi hal seperti itu tentu guru sangat berperan sebagai motivator agar dapat sesegera mungkin memberikan reinfonser ketika siswa merespon positif dan aktif pada saat proses belajar mengajar, sebaliknya juga akan sesegera mungkin memberikan hukuman (funishment) kepada siswa yang nampak tidak merespon aktif atau mungkin sebaliknya terlalu aktif sehingga mengganggu teman-temannya. Tentu saja pemberian funishment ini bisa berupa hanya berupa teguran, nasihat ataupun sanksi lain yang sudah disepakati atau dibicarakan bersama sebelumnya bersama siswa pada awal tahun ajaran baru, pada saat  membicarakan essensial agreement (baca ,Essential Agreement)

Saya sendiri sebagai guru matematika yang sudah lama berkecimpung langsung di lapangan merasa mendapat tantangan tersendiri ketika merasakan betapa sulitnya memotivasi siswa saya untuk dapat menyukai mata pelajaran yang cukup tidak bersahabat popularitasnya di kalangan para peserta didik ini. Berbagai upaya, saya coba agar para siswa tertarik untuk mengenal lebih jauh mata pelajaran matematika sehingga dapat merasakan ”keindahannya” dan manfaatnya bagi kehidupan mereka kelak. Salahsatu upaya saya adalah mencoba berdialog dengan mereka tentang manfaat dan pentingnya matematika bagi kehidupan kita. Kemudian bersama-sama membuat kesepakatan penting tentang cara yang baik dalam memperoleh keberhasilan belajar matematika dan mencoba membicarakan agar mereka mengetahoi beberapa hal yang dapat menghambat atau mengganggu proses pencapaian tujuan keberhasilan belajar matematika. Setelah terjadi dialog disepakati bahwa syarat berhasil belajar matematika adalah, ketika proses belajar-mengajar berlangsung maka siswa harus : (1) Memperhatikan, (2) Menulis, (3) Banyak berlatih. Dan disepakati pula jika ada siswa yang tidak melaksanakan ke tiga hal tersebut maka harus ada yang selalu mengingatkannya.


Selain itu sebagai upaya lain dalam memotivasi mereka untuk menyukai belajar matematika, saya akan memberikan reward kepada siswa saya yang mendapat nilai 100 ketika test tertulis walau mungkin reward nya tidak seberapa jika dilihat dari harganya karena mungkin hanya berupa coklat yang dipastikan mereka sendiri dengan mudah dapat membelinya di kantin sekolah. Selain itu saya menjanjikan bahwa selain dari test tertulis, siswa dapat mengumpulkan nilai dengan cara menjawab pertanyaan atau soal yang diberikan guru pada saat kbm (kegiatan belajar mengajar), juga bisa mengerjakan tugas mandiri yang sekiranya dapat membantu proses belajar matematika mereka seperti membuat alat peraga ataupun alat bantu belajar yang inovatif, memperlihatkan catatannya yang lengkap, atau menandatangan kan latihan-latihan yang telah dikerjakannya secara mandiri. Dengan demikian saya merasakan betul bahwa mereka menjadi lebih semangat belajar matematika, itu dapat saya lihat dari sikap mereka yang mulai berlomba menandatangankan buku latihan yang memperlihatkan hasil pekerjaan mereka yang  melebihi  dari latihan yang sedang dibahas. Selain itu hasil evaluasi baik berupa test tertulis, lisan maupun penugasan nampak jauh lebih baik. Demikian semoga bermanfaat bagi rekan-rekan guru matematika yang masih muda agar dapat membangkitkan motivasi siswanya dalam belajar matematika dan membuat matematika menjadi mata pelajaran yang disukai dan menantang.


 

 


10 comments:

ekaraharja said...

Memberitahu konsekuensi langsung, terutama konsekuensi yang menyenangkan "memperkuat"...dst.....itu clue yang paling saya ambil bu...
karena faktanya...
setiap orang akan mempelajari apapun yg menurutnya mempunyai konsekuensi langsung yang menyengangkan, apapun itu, sesusah apapun itu, dsb..termasuk sy bu, meskipun css, php dll adalah sesuatu yang kurang populer..tetapi, karena sy mengetahui konsekuensi menyenangkan dari mempelajari itu..sy ampe mengalokasikan minimal 4 jam utk mempelajari itu setiap hari...
Sekali lagi (Warning!!! :boleh GR)...ini artikel yg mantabb..bu...kohesi dan koherensi paragrafnya sangat padu..

deep yudha said...

Wah mas Eka bisa saja nih, untung masih boleh GR he...he...makasih ah sudah membuat saya tersanjung. Btw yang mas Eka maksud kurang populer tapi menyenangkan untuk dipelajari seperti css, php, dll itu sebenarnya apa ya ? kok saya jadi penasaran. Wah pertanyaan saya sangat memperlihatkan keawaman saya ya ? saya sering lihat mas Eka mengulas itu di Raharja Net mau nanya takut terlalu jauh dari jangkauan maklum sebenarnya saya memang masih gaptek. Trims atas kunjungannya kembali...

ekaraharja said...

layaknya sebuah pergaulan, internet juga butuh bahasa/tools dalam komunikasinya..alias, mau tidak mau saya harus bisa memahami bahasa yg bisa dibaca didunia itu..dan bahasa/tools tersebut adalah HTML.
sebagaimana link artikel ibu ini..extensinya adalah html.
namun dalam perkembangannya, utk membuat web yg canggih yg membuat orang tertarik utk berkomunikasi dgn kita, bukan hanya html saja bahasa/tools yg kita pelajari,tetapi butuh bahasa/tools lain..seperti CSS, PHP, mysql, javascript, asp, ruby, Jquery, Ajax plus terakhir SEO (ranking kita di Google, yahoo, dll)
namun, khusus bagi yg tidak tertarik dg hal itu, bisa mendompleng dengan cara membuat web/blog dengan memakai cms..joomla, wordpress, drupal dan yg ibu pakai(blogspot) adalah salah satu contohnya...tentunya dengan kelebihan dan kekurangannya..
dan sy beserta tim raharjanet berencana membuat cms, paling cepat akhir tahun ini..mohon dukungannya y bu....

deep yudha said...

Wah saya dukung pisan lah Mas...nanti saya juga ingin belajar banyak tentang itu, termasuk trik-trik agar blog kita lebih banyak lagi pengunjunganya juga kan ? seandainya memang benar blog ini bermanfaat , akan lebih baik apabila lebih banyak lagi yang tau dan dapat menyerap manfaat itu...bukan begitu...? trims yaa...

Ferdiansyah Syaiful Hijrah said...

Blog yang sangat bermanfaat...
Salam Kenal dari saya Guru SDN Sukaslamet 3 Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu (letaknya dekat hutan he..he..).
Semoga kita sering bersilaturahmi walaupun hanya di dunia maya ya bu....

deep yudha said...

Wah mas Ferdi, trims atas kunjungan dan komentarnya semoga saja demikian adanya. Saya salut walau mas Ferdi yang mengajarnya konon dekat hutan tapi tidak mengahalangi keinginan beraktifitas di dunia maya, dengan demikian jarak seperinya bukan masalah lagi bagi kita untuk dapat saling bersilaturahim. Saya sudah berkunjung juga kok ke blog mas Ferdi walau belum sempat memberi komentar, nice blog. Yuk kita sikapi tantangan zaman dengan sebijak mungkin dengan menjadi contoh yang baik bagi peserta didik kita bagaimana memanfaatkan kemajuan teknologi. Salam dan sukses yaa...

Ferdiansyah Syaiful Hijrah said...

Terima kasih kunjungan baliknya,Bu. Sebenarnya saya ingin menerapkan ICT di tempat saya mengajar,tapi sepertinya jauh panggang dari api,karena sarana yang sangat minim. Kalaupun mau ngenet di sekolah,saya harus bawa modem dari rumah, dan itupun cuma dapat sinyal 2-3 bar saja, jadi ya sangat lelet koneksinya. Sebagai info,jarak dari rumah ke tempat tugas +- 65 KM, ditempuh dalam waktu 2 jam, dan itu saya lakukan setiap hari alias PP. Tapi saya selalu enjoy menjalaninya.....

deep yudha said...

Jangan kecil hati mas, Insya Allah keinginan baik pun sudah mendapat nilai dari Allah SWT. Yang penting lakukanlah yang terbaik dengan apa yang kita miliki dan kita bisa saat ini. Menurut kepala sekolah kami yang beliau sitir dari salah satu surah katanya begini :"Barang siapa berjalan pastilah akan sampai tujuan, walau itu hanya setapak-setapak dan entah berapa lama kita menempuhnya, tetapi barang siapa diam di tempat sampai kapanpun tidak akan sampai dimanapun" demikian kalau saya tidak salah menyimak.
Lokasi tempat pekerjaan yang demikian jauh menjadi tantangan dan seni tersendiri, barangkali bisa disiasati agar lebih efisient dan efektif mas ? misalnya dipertimbangkan untuk cari tempat kos ? Atau kalau di rumah koneksi internetnya lebih menyenangkan ? he..he...

Ferdiansyah Syaiful Hijrah said...

Untuk kost disana sepertinya tidak bisa Bu, karena istri saya mengajar di Jatiwangi,jadi saya lah yang mengalah he..he.. Iya Bu,koneksi di Jatiwangi bagus, sinyalnya selalu penuh....

deep yudha said...

Wah kalau memang demikian, mungkin sementara harus bersabar yaa agak sedikit lebih lelah...semoga tidak mengurangi semangat pengabdian di tempat tugas...salam buat nyonya...berbahagialah karena berkecimpung di dunia yang sama. Trims atas kunjungannya kembali....