My Jurney

Long Life Education

Friday, September 9, 2011

SOSIALISASI PERUBAHAN IKLIM BAGI PETANI NELAYAN DAN MASYARAKAT UMUM MELALUI PROGRAM RADIO (bag. 2)

Pada bagian ini, saya akan mencoba menyampaikan kembali apa yang telah disampaikan nara sumber pertama, sekaligus pengundang kami yaitu Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara, bapak Dr Edvin Aldrian, B.Eng., M.Sc., APU. Pada awal pemaparan disampaikan sepintas bahwa tingkat pengetahuan petani dan nelayan Indramayu tentang perubahan Iklim sudah cukup tinggi yaitu sekitar 83,57 % .
Hal ini tentu saja cukup menggembirakan karena dengan tingkat pengetahuan tentang Perubahan Iklim yang cukup tinggi, diharapkan para petani dan nelayan Indramayu dapat dengan tepat menentukan sikap dalam menyikapi “Perubahan Iklim” ini sehingga dapat meminimalisir kerugian yang diakibatkan dampak negatifnya. Bahkan juga sebaliknya diharapkan dengan langkah yang tepat, justru “Perubahan Iklim” ini malah dapat meningkatkan hasil panen baik bagi nelayan maupun petani Indramayu. Hal lain yang cukup membanggakan adalah bahwa di lima kecamatan yang ada di Indramayu sudah ada enam Sekolah Lapangan Iklim (SLI).
Dalam paparan tentang Perubahan Iklim, dijelaskan bahwa radiasi sinar matahari merupakan sumber Perubahan Iklim di bumi. Sebagian radiasi surya yang berupa sinar infra merah yang datang ke bumi diteruskan melewati atmosfer, namun sebagian besar diserap dan dipancarkan kembali ke segala arah oleh awan dan molekul gas rumah kaca. Hal ini mengakibatkan atmosfer di dekat permukaan bumi semakin panas yang menyebabkan perubahan energi dan menimbulkan pemanasan global, perubahan siklus air dan akhirnya memicu terjadinya “Perubahan Iklim” yang berupa :perubahan kelembaban udara, kekuatan tiupan angin, curah hujan, suhu maupun penguapan air.. “Perubahan Iklim”  ini tentu saja memberikan dampak, baik secara fisik maupun non fisik. Dan sebagai makhluk yang mempunyai kewajiban untuk berikhtiar maka tentu saja manusia memberikan respon terhadap terjadinya perubahan iklim ini. Adapun bentuk respon manusia terhadap perubahan iklim ini adalah yang disebut adaptasi yaitu upaya mengatasi akibat dengan cara mengelola hal yang tidak bisa dihindari. Dan mitigasi , yaitu mengatasi penyebab dengan cara menghindari yang tidak bisa dikelola.
Selanjutnya secara sistimatis, Perubahan Iklim dan pemicunya serta respon masyarakat yang seharusnya,digambarkan dalam skema sebagai berikut
   ...
Dan pada bagian penutup bapak Prof.Dr Edvin menayangkan sebuah gambar sebagai ilustrasi yang menggambarkan terjadinya efek rumah kaca (ERK).
Sumber : BMKG
(bersambung......)

4 comments:

ekaraharja said...

bentuk mitigasi dari perubahan iklim yang paling urgent dilakukan petani kira2 apa y bu...
soalnya, saya lihat secara fakta petani masih belum melakukan hal itu...

deep yudha said...

Sebetulnya penggunaan pupuk yang ramah lingkungan yaitu pupuk organik seperti yang mas Eka jual dan pak Uki dkk di KeRan (maaf saya tidak menyebut merk nih...) lakukan adalah salahsatu contoh bentuk tindakan mitigasi, karena dapat menurunkan emisi. Contoh lainnya adalah mengolah limbah pertanian menjadi produk yang bermanfaat, misalnya eceng gondok yang diolah menjadi berbagai produk bermanfaat seperti kursi dll.
Makasih sudah mampir lagi semoga jawaban saya cukup memuaskan yaa, dan mas Eka, pak Uki dkk di KeRan dapat menjadi pelopor petani pengguna pupuk ramah lingkungan sehingga upaya mencegah pemanasan global akan lebih berhasil...

ekaraharja said...

yup...ternyata gak susah2 amad y bu???
yang terpenting mah..kita mau tanggap terhadap hal itu...

deep yudha said...

Betul mas semakin banyak yang tanggap dan peduli semakin banyak kemungkinan kita dapat mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim ini. Seperti berupaya menanam pohon, mencegah pembalakan hutan, penghematan penggunaan air bersih untuk mengantisipasi kekeringan, pemilihan jenis dan vrietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan lingkungan, antara lain tahan kekeringan, tahan genangan, berumur genjah, dan tahan terhadap air payau.....Ayo mas Eka, Pak Nyoman, dan kawan-kawan jadi pemuda pelopor tuk mengajak teman2 petani lain tanggap dan peduli dalam menentukan langkah2 pencegahan kerusakan lebih parah lingkungan yang warus kita wariskan pada generasi berikutnya...trims yaa..