My Jurney

Long Life Education

Sunday, February 27, 2011

Sumber Bahagia ? Jangan Terlalu Jauh Mencarinya ......


Saya pernah dengar pepatah bijak, jika kita ingin mencari kebahagiaan jangan terlalu jauh mencarinya karena dia ada di sekitar kita. Dimanakah dia ? Jika Anda adalah guru atau pelajar mari kita amati bahwa sebenarnya sumber kebahagiaan Anda adalah di sekolah. Agar lebih mudah membayangkan nya kita mulai menghitung sumber kebahagiaan seorang siswa, mulai dari berangkat dari rumah dalam keadaan berwudu, bersalaman dan pamitan kepada orang tua sambil mengucap salam.
Di perjalanan mungkin bertemu teman dari sekolah lain saling sapa dan memberi senyuman, sampai di sekolah bertemu guru-guru dan teman-teman baik adik kelas, teman lain kelas, teman sekelas, maupun kakak kelas. Seandainya kita tidak melewatkan kesempatan untuk saling bersalaman penuh ketulusan dengan mereka semua, wah bayangkan pahala yang akan kita dapat.
Sampai di kelas menyempatkan memperhatikan kebersihan kelas dengan Lillahita’ala, jika ada sampah dibuang pada tempatnya. Kemudian melihat kelengkapan sarana kelas, jika spidolnya kehabisan tinta diisikan, jika white board masih ada tulisan dihapus, dan lain sebagainya. Pada saat bel pertama berbunyi tanda akan dimulai kegiatan baca Al-Qur’an bersama, maka mulailah mengaji dengan sungguh-sungguh mengharap ridho dan pahala dari Allah. Lalu kemudian belajar dari jam pelajaran  ke jam pelajaran selama 8x 40 menit, mengingat mencari ilmu itu hukumnya wajib dalam agama Islam maka ketika kita sungguh-sungguh menjalaninya maka Insya Allah pahala dan bahagia sudah menanti. Belum lagi keuntungan dan kebahagiaan mendapat tambahan ilmu yang Insya Allah akan sangat bermanfaat bagi bekal kelak dewasa. Apalagi jika diakhir jam pelajaran selesai berdo’a dan memberi salam kemudian menyempatkan refleksi tentang tambahan ilmu yang didapat pada hari itu, Subhanallah sungguh ternyata sekolah kita adalah sumber kebahagiaan  dan ladang amal bagi kita.
Bagaimana bagi Anda seorang guru ? tak berbeda jauh, guru pun dapat memperoleh hal yang sama dengan siswa bahkan mungkin lebih besar peluang mendapat bonusnya. Mengingat peran guru bagi siswanya sangat besar, diantaranya memberi contoh yang baik, memotivasi dan memberi pengaruh positif pada siswa dan tentu saja juga karena guru sebagai sumber ilmu. Dan  semua itu akan memberi kebahagiaan tersendiri jika kita dapat melaksanakan nya dengan sebaik-baiknya. Ketika ada seorang siswa berkata : ”Wah bu setelah paham yang tadi ibu ajarkan, saya jadi suka matematika”, atau ”Wah bu ternyata matematika tidak sesulit yang saya bayangkan sebelumnya”. Atau ketika para siswa bersorak kegirangan karena berhasil menyelesaikan soal yang sebelumnya dianggapnya sulit. Bukankah yang demikian pun adalah merupakan sumber kebahagiaan bagi seorang guru ? Apalagi jika guru dapat memberikan inti pembelajaran kepada siswanya yang akan sangat bermanfaat sebagai bekal hidupnya kelak (life skill). Seperti inti pembelajaran matematika misalnya, yang mengajarkan bahwa :
-         Ada banyak cara menyelesaikan masalah
-         Setiap masalah ada penyelesaiannya.
-         Membudayakan berfikir
-         Jika benar maka bisa di ricek dengan berbagai cara atau sudut pandang, pasti benar ( tidak boleh merasa benar sendiri atau kata sendiri saja ).
-         Belajar teliti dan tekun.
Nah baru di sekolah dengan peran Anda sebagai siswa maupun sebagai guru saja sudah nampak jelas sumber kebahagiaan kita, apalagi dengan peran-peran lain. Apakah Anda seorang anak ? seorang ibu ? seorang keponakan, tetangga ? nampaknya sebagai siapa dan apapun Anda, peluang mendapat kebahagiaan itu pasti akan Anda dapat dan Anda peroleh jika Anda mampu dan mau menjalankan peran Anda sebaik-baiknya.
Selamat berburu sumber kebahagiaan Anda....

4 comments:

adeskana said...

salah satu sumber kebahagiaan: menyaksikan kesuksesan orang lain, dan kita turut berkontribusi di jalan keberhasilannya.
nice posting. terima kasih.

deep yudha said...

Betul sekali ....terima kasih telah mampir dan melengkapi postingan dengan komentarnya...

ekaraharja said...

Postingan yg sekaligus membantah bahwa bahagia hanyalah bisa dicapai dengan bergelimang harta...
Tetapi yang terpenting adalah bagaimana mindset kita terhadap sesuatu yg terjadi sekarang...baik itu peran, keaadaan dan lain sebagainya...

deep yudha said...

Saya pernah mendengar guru ngaji saya mengatakan bahwa Allah itu sebagaimana pemikiran makhluqNya, artinya bahwa kita harus selalu berfikir positif. Jadi kita akan bahagia seandainya kita berfikir bahagia, jadi mindset itu memang penting....orang yang bergelimang harta sekalipun, dan segala pun dia punya kalau mindset nya dia miskin, maka jadilah dia kurang bahagia.
Trims ya atas kunjungannya kembali....