Seperti telah diungkapkan dalam artikel saya terdahulu Menciptakan Tawa dan Humor di Kelas sebagai Upaya Mendapatkan Minat dan Perhatian Siswa bahwa salah satu upaya agar siswa atau peserta didik memberi perhatian ketika proses pembelajaran berlangsung, sebaiknya guru kreatif menyisipkan humor. Hal ini seperti yang diungkapkan Melissa Kelly dalam Effective Classroom Discipline techniques and resources to Aid Teachers salah satu tips nya adalah : "Stop Disruptions with a little Humor".
Tetapi terkadang masih banyak guru yang masih bingung humor jenis apa yang harus disisipkan dalam proses pembelajaran mapel yang diampunya, salah-salah maksudnya mau melucu tapi yang diterima siswa malah ledekan atau cemoohan. Dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika misalnya ada banyak kesempatan guru melemparkan lelucon tanpa menyakiti perasaan siswa, bahkan diharapkan dapat membantu pemahaman yang lebih dalam tentang matematika.
Berikut ini contoh humor yang bisa dilontarkan dalam proses belajar matematika :
1. Dalam Aljabar, koefisien dari variabel yang biasanya ditulis didepan variabel seperti : 2x, 3y, 4m, n, ketika siswa ditanya berapa koefisien dari n ? jawabnya 1, bilangan 1 sebagai koefisien tidak ditulis ( humornya : Orang yang berilmu bisa melihat angka yang tidak terlihat oleh orang yang tidak berilmu atau hanya orang yang berilmu yang bisa melihat angka 1 nya). Artinya orang yang sudah belajar aljabar akan tahu pada setiap variabel yang tidak nampak koefisiannya, berarti 1.(dari pengalaman saya mengajar humor ini berhasil membuat siswa tertawa dan mengingat hal ini lebih lama ).
2. Hal tersebut berlaku juga untuk pangkat satu , maka angka satu nya tidak pernah ditulis. Dan bilangan 2 pada akar pangkat 2.
3. Dalam aritmetika sosial misalnya ada soal 331/3% dari Rp 3.000.000. Maka bentuk persen 331/3 % kita rubah dulu dalam bentuk pecahan sederhana 1/3 karena 331/3 % = 1/3 ( humornya, dalam matematika keterampilan yang h a r u s dilatih adalah keterampilan merubah b e n t u k bukan merubah n i l a i ) jadi mencari pecahan yang senilai, merubah bentuk pecahan ke desimal dan persen adalah salah satu upaya menyiasati kesulitan agar lebih mudah dalam penyelesaian soal2 matematika.
Humor-humor semacam itu saya rasakan sangat membantu mencairka ketegangan dan membantu menanamkan konsep matematika lebih dalam juga "menitipkan" pesan moral bahwa upaya merekayasa atau merubah nilai adalah sesuatu yang tidak benar baik dalam matematika maupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetapi kalau merekayasa bentuk dengan nilai yang sama adalah sah dan bahkan sangat dianjurkan sebagai upaya mempermudah pekerjaan.
No comments:
Post a Comment