My Jurney

Long Life Education

Monday, May 24, 2010

Belajar Matematika Bermakna dengan Memperhatikan Kebahasaan


Bahasa yang digunakan dalam matematika umumnya sama dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan se-hari2 walaupun ada beberapa istilah yang bermakna khusus atau berbeda.Dalam belajar matematika agar lebih cepat tertanam konsep dan membuatnya lebih lama bertahan dalam ingatan sebaiknya sambil memperhatikan kebahasaan. Sebagai contoh dalam Sub Materi Pokok “Hubungan antara Garis dan Sudut” dengan SK : Sudut-Sudut yang Terjadi jika Dua Garis Sejajar Dipotong oleh Garis Lain di kelas VII semester  kedua ( Sebelumnya siswa telah memahamidan menguasai tentang Kedudukan Dua Buah Garis dan Sifat2 Garis Sejajar).

Jika garis tranversal memotong dua garis sejajar pada dua titik maka akan membentuk jenis-jenis sudut berikut :
a) Sudut Sehadap (menghadap ke arah yang sama : < 1= < 5, < 2= < 6, < 3= < 7, < 4 = < 8 )
 

b) Sudut Dalam
- Bersebrangan : ( < 2 = < 8,  < 3= < 5 )
- Sepihak : ( < 2 = < 5, < 3=< 8 )
c) Sudut Luar....dst...
-Bersebrangan  
 -Sepihak
Guru menawarkan salah seorang siswa untuk menggambarkan dua buah garis sejajar yang dipotong sebuah garis lain pada dua titik di papan tulis. Kemudian mulai membahas pengertian “sehadap” dengan terlebih dahulu siswa diingatkan tentang arti awalan “se” pada kehidupan se-hari2. Atau bisa diberikan contoh kata-kata yang berawalan “se” yg biasa digunakan dalam percakapan2 remaja seperti “sehati” ,“sewarna”, “senada”, dsb. Arti awalan “se” pada umumnya adalah menunjukkan “sama” atau “satu”. Kembali ditawarkan kepada siswa untuk mendemonstrasikan posisi orang yang “sehadap” dan posisi orang yang “berhadapan”. Sekilas masih banyak siswa yang rancu tentang posisi “sehadap” dengan “berhadapan” baru setelah diajak memperhatikan betapa kedua kata itu mempunyai makna yang berbeda biasanya mulailah mereka menyadari perbedaannya. Jadi sehadap berarti menghadap ke arah yang sama sedangkan berhadapan artinya saling bertemu muka. Kemudian perhatian kembali alihkan pada gambar dan tawarkan kembali kepada siswa , siapa yang bisa menunjukkan sudut2 yang posisinya “sehadap” .
Sudut “dalam” dan sudut “luar” dibedakan berdasarkan posisinya yang berada di dalam atau diluar dua garis sejajar tadi. Sedangkan bersebrangan artinya posisi dua sudut yang yang ada disisi yang berbeda dan kata “sepihak” berari di pihak/ di sisi yang sama. Setelah sepakat tentang pengertian sudut dengan posisi2 yang telah disebutkan diatas dan menunjukkannya pada gambar yang ada pada papan tulis baru kemudian dibahas tentang sifat2nya.
Menurut pengalaman dengan diajak memperhatikan kata demi kata dan maknanya, siswa akan lebih menguasai konsep karena mereka bukan sekedar “tau” tetapi “paham” dengan segala perbedaan yang ada dari berbagai pengertian tersebut.Dengan menemukan pemahaman melalui proses seperti tadi biasanya konsep akan bertahan lebih lama dalam ingatan.Jangan lupa untuk membuat semua siswa merasa terlibat dalam proses “menemukan” pemahaman yang kemudian disepakati bersama dalam kesimpulan-kesimpulan.
Jadi dalam belajar matematika pun penting memperhatikan kebahasaan terutama penggunaan istilah2 yang harus diperhatikan secara detail dan tidak sambil lalu begitu saja. Pepatah bijak mengatakan : “ Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedalaman, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih " ( Lao Tse ).
Selamat belajar matematika bermakna….



7 comments:

budi bartim said...

jika diberi ilustrasi gambar dan pengauran paragrafnya cantik, Insya Allah lebih menarik untuk dibaca. Pada bagian akhir ada kalimat bijak Lao Tse, jadi ingat pesan Nabi,bahwa sampai kenegeri china sekalipun kita di suruh mengejar ilmu pengetahuan
mohon diinformasikan kepada rekan guru IPA yang berminat mengikuti Science education award, lumayan lho pak 20 juta

Steven Saputro said...

Seep !!! Bahasa itu sangat penting !!! :D

Anonymous said...

Dalam filsafat ilmu ada dua hal yang penting.
1. Matematika, sebagai alat berfikir logis
2. Bahasa, sebagai alat mengkomunikasikan kemampuan berfikir logisnya.

deep yudha said...

Mas Budi : Trims atas kunjungan dan masukkannya, maklumlah masih belajar dan meraba-raba...sedang minta diajarin sama guru TIK.Mudah2an bisa terus dibenahi segalanya agar yang berkunjung merasa lebih nyaman.
Steven : setuju kah ?
Pak Adjat : Betul pak, kadang ada yang melewatkan hal itu dengan alasan orang matematika mah kurang bisa berkomunikasi secara verbal.Terima kasih kunjungan dan inputnya pak.

Om Rame said...

karena kapasitas si_om kurang mahir dibidang iLmu matematika jadi mengomentarinya dari sudut pandang bahasanya aja yah bu, tapi sedikit ada kaitannya (mungkin).
*bahasa adaLah penentu keLas pribadi (seseorang) yang sebenarnya*.
----------------
terima kasih atau tuLisan ibu yang mengangkat tema tentang hubungan antara pembeLajaran Ilmu matematika dengan bahasa, sangat bermanfaat. insya Allah.

deep yudha said...

Makasih kunjungan baliknya Om, jadi nambah semangat nih buat postingan tentang matematika. Anak saya yg SMA kls XI protes, kok blog nya matematika mlulu isinya katanya. Sebenarnya justru karena sementara ini nampaknya pelajaran matematika "kurang disukai" maka sebagai guru matematika merasa terpanggil tuk memperjuangkan agar matematika menjadi salah satu pelajaran favorit oleh siswa di tingkat pendidikan manapun mengingat manfaatnya yang sangat besar bagi kehidupan kita.Di kelas sih jangan ditanya, bu guru yg satu ini rasanya paling "Caper" deh, saking ingin para peserta didik fokus pada materi dan menyerap dengan baik apa yg disampaikan tentang matematika.
Tentang bahasa penentu kelas pribadi seseorang, setuju tuh Om.Kalau kata peribahasa jadul bilang"Bahasa menunjukkan bangsa" .Dalam memotivasi siswa belajar matematika kadang sambil berseloroh saya tekankan "kalau perlu latahnya pun rumus matematika" ha..ha..seru kan kalau di angkot ada siswa yang saking cintanya terhadap matematik latahnya bukan " eh copot !!", tapi "luas alas x tinggi" atau "aduh jajar genjang !!".e..he....

Om Rame said...

termasuk si_om juga sebenarnya kurang suka dengan peLajaran matematika. kaLo sudah meLihat rumus, kepaLa jadi puyeng dan mata mendadak jadi ngantuk. hehehe... piss ach.
kaLo dengan fisika baru suka, enggak tau kenapa tuh padahaL ada hubungannya sama-sama ngitung.
daLam persepsi si_om, kaLo matematika meLuLu rumus dan angka, tanpa embeL-embeL iLustrasi daLam pengapLikasiannya. tapi kaLo fisika Lebih teriLustrasi dengan pengapLikasiannya, dan banyak sekaLi contohnya di Lingkungan sehari-hari. mungkin itu saLah satu faktor kenapa anak-anak kurang suka dengan matematika.
---------------
nah, mungkin sistematis penyampaiannya perLu dimodifikasi buw biar Lebih menarik untuk diperhatikan sehingga siswa jadi enggak jenuh dengan materi peLajaran tersebut.
mengenai haL ini tentunya ibu Lebih berpengaLaman daLam modifikasi tersebut.
------------
segitu aja duLu yah buw, kebetuLan mau meLanjutkan aktifitas harian nih.
ibu juga seLamat menjaLankan aktifitasnya, semoga seLaLu tercipta keamanan dan kenyamanan kerja.