My Jurney

Long Life Education

Wednesday, May 19, 2010

Menyampaikan Pesan Moral Ketika Mengajar Pelajaran Matematika

Siapa bilang pelajaran Matematika tidak mengandung nilai-nilai moral ? Pendidikan moral bisa disampaikan juga sambil mengajarkan matematika , bukan hanya dalam pembelajaran Budi Pekerti, PKn atau Agama saja. Sebagai contoh
dalam menyelesaikan perhitungan perkalian dan pembagian misalnya pada materi pokok Geometri di SMP kelas VIII , misalnya diketahui : volume sebuah limas dengan alas berbentuk persegi adalah 384 cm3 sedangkan panjang sisi alasnya adalah 12 cm sementara yang ditanyakan adalah tinggi limas . Seperti kita ketahui rumus volume limas adalah V = 1/3 × luas alas × tinggi , jadi apabila ditanyakan tinggi limas kita dapat mencarinya dengan cara pendek menggunakan hasil rekontruksi rumus yaitu : tinggi = (3 V)/(luas alas) , tinggi =(3 ×384)/(12×12) , tinggi =1/(4 )×192/6, tinggi = 1/(4 ) × 96/3 , tinggi = 1/4 × 32, tinggi = 8, jadi tinggi dari limas adalah 8 cm. Lantas apa makna yang terkandung dalam pekerjaan menghitung tinggi limas tersebut ? jawabannya adalah:
1.Dalam menghitung akan meringankan pekerjaan apabila kita banyak membagi.
2.Dalam membagi apabila berat dikerjakan sekaligus maka akan lebih ringan jika dikerjakan dengan cara bertahap, dalam bahasa sehari-hari “nyicil” atau “ngridit” sambil berseloroh saya katakan itu ilmunya orang Tasikmalaya.
3.Ilmu itu bisa mepermudah pekerjaan yang sulit bukan sebaliknya.
4.Dalam bekerja, kita harus sambil berfikir agar efisien artinya bukan sekedar “berapa hasilnya” akan tetapi harus difikirkan bagaimana mendapatkan hasil dengan cara lebih mudah, cepat, tetapi tetap “B E N A R”.
5.Setiap pekerjaan sesulit dan seberat apapun bisa disiasati agar terasa lebih mudah atau lebih ringan.
Tidak lupa kita mengajak siswa mengerjakan cara lain supaya jelas perbedaan bagi mereka ,antara pekerjaan yang dilakukan dengan penuh siasat dan pekerjaan yang asal mengerjakan.Misalnya kalau kita tidak mendahulukan atau memperbanyak membagi seperti berikut : tinggi = (3 ×384)/(12 ×12), tinggi = 1152/144 disini terlihat kalau pengerjaan menghitung mendahulukan perkalian maka bilangan yang dihasilkan adalah bilangan besar sehingga akan terjadi bilangan besar dibagi bilangan besar. Tentu saja disini terlihat bahwa pekerjaan akan jadi lebih sulit .Walau  sudah diberitau trik2 seperti itu akan tetapi ada saja yang masih memakai cara2 sulit yang biasa saya katakan sambil berseloroh sebagai “Cara primitif”. Biasanya para peserta didik yang tidak terlalu "P E R H A T I A N". Itulah tantangan bagi kita para pendidik agar selalu berupaya keras agar para peserta didik kita senantiasa memberi perhatian khusus pada setiap apa yang kita sampaikan.
Nah jadi sebetulnya apa pesan moral umumnya dalam pbm Matematika itu  ?
1.Dalam hidup kita harus selalu mendahulukan berbagi atau istilah kerennya “Sharing”.
2.Bagilah apapun yang bisa kita bagikan, sekecil apapun itu dan seterbatas apapun keadaan kita karena dengan banyak berbagi kita akan memperoleh banyak keuntungan dan akan mendapat banyak keringanan/kemudahan.
3.Bekerja itu akan lebih mudah apabila menggunakan ilmu, maka dari itulah mencari ilmu “wajib” hukumnya.
4. Dalam bekerja usahakan sambil menggunakan pemikiran atau berfikir jangan “asal jadi” gunakanlah karunia Tuhan yang membedakan kita dengan mahluq lainnya di dunia ini. Akan tetapi tetap harus menggunakan prinsip-prinsip yang tidak menyimpang dari aturan dan kebenaran.
5. Kesulitan apapun yang kita hadapi di dunia ini pasti ada jalan keluarnya dan sebenarnya Alloh memberi kita kesulitan ada maksudnya yaitu agar kita berfikir. Semakin sering kita mendapat kesulitan , semakin kita dipaksa sering berfikir maka semakin ter-asahlah pemikiran kita. Dengan menyadari hal ini mudah2an pembelajar matematika menjadi orang yang semakin pintar, bijak dan pantang putus asa.Dan dengan cara ini siswa kita ber-angsur2 akan mempunyai pengalaman "Belajar dengan Makna" dan mendapatkan sebenarnya matematika itu ternyata tidak sesulit seperti yang mereka "duga-duga" sebelumnya(artinya menduga sambil lalu bukan menduga beneran). Dan jangan lupa seperti telah kita ketahui dalam prinsip belajar berlaku "Jika kita selalu pada polayang benar untuk jangka waktu tertentu,maka suatu saat kita akan merasakan manfaatnya". Artinya proses ini harus dilakukan secara terus menerus dan konsisten.

14 comments:

Mr. SS Black said...

kalesan guru matematika ya ! hahahaha, tpi artikel muantabbb nih !! coba kalo saya wartawan, saya expose di media !!! :D Good job for Mamah Lilis !!! (y) semoga menjadi penulis besar di hari nanti !!!

Rachman Andrianto Inside said...

blm d baca udh komentar , wkwkww
Nice deh bu

deep yudha said...

Mr. SS Black: Waduh pake nyamar segala ah he.he..itu bahasa Indramayu nya keluar, nanti banyak yang tanya "Kalesan" rumusnya apa he..he...trims sudah mampir dan baca artikelnya, smoga bisa diterapkan ketika belajar matematika dan menjalani kehidupan kita ini....moga ada wartawan lewat dan melirik juga menganggap artikel ini memang Mantabs he..he...
Andri : Trims sudah mampir dan moga sempet dibaca artikelnya, bukan numpang lewat saja he..he..

ekaraharja said...

Andaikan ada minimal 1000 guru di Indramayu dengan mind set seperti ini...bisa dibayangkan betapa hebatnya Indramayu khususnya...bahkan lebih jauh lagi...Indonesia..
yang paling mengena "Dalam hidup kita harus selalu mendahulukan berbagi atau istilah kerennya “Sharing”." terutama bila dihubungkan dengan membagi (3 ×384)/(12 ×12)...
plus saya jadinya ingat akan filosofi yg saya dapatkan dalam mata pelajaran/mata kuliah lain lain...
Dalam termodinamika..saya tahu bahwa didunia ini semuanya terjadi reversible...
dalam Kimia...(konsep kesetimbangan)...saya akhirnya tahu..bahwa ketika memberi kita akan diberi...
dalam Bahasa Indonesia..saya setidaknya selalu berusaha membuat paragraf dengan memperhatikan kohesi dan koherensi sebagaimana artikel ini (sejujurnya bu..kohesi & Koherensi Artikel ini mantaaab...)
dalam Fisika...saya sadar bahwa meskipun secara fisik bisa dilihat..tetapi butuh analisa matematis dan penalaran yang baik untuk menjelaskan bagaimana hukum gaya Newton sangat bermanfaat bagi kehidupan...
dalam Biologi..saya mengetahui..sehebat-hebatnya kita adalah tidak lebih dari perkumpulan sel yang membentuk jaringan dan jaringan itu saling bekerja dalam bentuk organ seperti paru2, jantung, hati dsb...hal mana setiap organ tersebut saling berkaitan satu sama lain...
Terakhir..Izin share di forum raharjanet ya bu...

deep yudha said...

wow keyyeen, ketika ilmu yang kita peroleh berusaha kita aplikasikan dalam kehidupan kita maka kita akan sangat maklum dan memahami kenapa Allah menjanjikan akan meninggikan beberapa derajat kedudukannya dimataNya kepada orang yang berilmu...Mas Eka seperti juga yang sering saya dengung2 kan pada siswa saya bahwa matematika nyata dan bisa mempermudah hidup kita ketika kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Trims atas kunjungan dan komentarnya yang muantabs...

ekaraharja said...

Sama-sama...
sayangnya disini gak ada tombol like ky di FB..klo ada mah..langsung saya klik tuh bu...

Steven Saputro said...

Pantas mtemaika dijuluki sebagai "Queen of Scince" karena matematika merupakan dasar bagi pelajaran-pelajaran lain dan harus dijiwai oleh nilai-nilai religius tentunya (Ilmu agama). Contoh lainnya barangkail, ilmu matematika tentang pemfaktoran yang digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang kalimat majemuk. Contohnya,
Kalimat 1: Bapak membaca koran.
Kalimat 2: Ibu membaca koran.
Kalimat gabungan : Bapak dan Ibu membaca koran. Kalimat gabungan ini didasari oleh ilmu pemfaktoran yg ada dalam matematika pada ((2a+3)+(4a+4) = 2a(3+4). Jadi, pada dasarnya ilmu matematika itu sangatlah penting. Matematika juga membuat kita lebih percaya diri dan konsisten dalam memutuskan sebuah keputusan secara pasti karena matematika adalah ilmu pasti yang hanya memiliki satu jawaban walau banyak cara untuk mendapatkan hasilnya dan berbeda wujud. Terima kasih... Semoga blog ini semakin banyak fansnya. Amin. Untuk tambahan barangkali, sisipkan artikel tentang ilmuwan-ilmuwan Islam yang ahli dalam matematika guna memotivasi siswa-siswa jaman sekarang ini bahwasanya kita tidak boleh kalah dengan matematikawan-matematikawan muslim terdahulu. Salam sayang dan salam motivasi... :)

deep yudha said...

Alhamdulillah...Syukurlah kalau Steven sudah merasakan banyaknya manfaat dari belajar matematika dengan sungguh-sungguh....ga salah kalau Steven terpilih jadi ketua OSIS, juara umum akademis Nedusi, ustadz remaja yang pandai da'wah. Ibu kadang terinspirasi oleh siswa ibu seperti Steven ini, semoga setelah ini terpilih lagi ketua OSIS penggantimu yang mumpuni, multi talent seperti Steven ini. Kapan pemilihan ketua OSIS yang baru nih ? Trims ya atas kunjungan dan komentarnya yang informatif...salam sayang dan salam motivasi kembali....

Steven Saputro said...

he..he..he.. Terima kasih atas bimbinganmu selama ini, Mamih... Pemilihan kepengurusan OSIS rencanyanya akan dilaksanakan pada awal November. Semoga SMPN 2 Sindang kita tercinta makin maju n makin sukses! Salam perjuangan, salam semangat! :)

Kevin Iusela said...

Bu lilis cocok deh kayanya kalo jadi penulis motivasi gitu.. Baru baca dikit nih, nice info Bu lilis.. :D

deep yudha said...

Steven : Salam perjuangan juga...! sukses selalu...
Kevin : waduh makasih nih Kevin jadi tersanjung...syukur Alhamdulillah kalau dengan tulisan-tulisan ibu, ada yang termotivasi. Ibu masih taraf belajar juga kok. Dulu ibu pernah jadi penyiar radio swasta dan ngasuh acara remaja "Bengkel Problem". Sebagai bekal untuk menjawab persoalan para "klien", di studio tempat ibu bekerja banyak majalah psikologi yang biasa ibu baca. Alhamdulillah manfaat membaca sangat banyak membantu. Trims sudah mampir dan berkomentar....

Evan Manomayasa F said...

Is Magic Kata2 motivasi yg sgt baik!

deep yudha said...

Wah makasih pak Evan.....syukurlah kalau begitu....

Evan Manomayasa F said...

Sama2 bu