My Jurney

Long Life Education

Thursday, June 28, 2018

Oleh-oleh Melaut ke Pulau Biawak Indramayu (28,29 April 2018)


1.       Pulau Nan Hijau Cantik

Lama sudah kudengar tentangmu
Namun saat itu tak berani kuberkhayal
Mengunjungimu walau ada keinginan menggebu
Kusadari masih banyak prioritas dari sekedar menengok
Eloknya kamu

Disana nun jauh disana
Hamparan hijau terpisah jarak dan waktu
Gelombang samudra menjadi perintang menujumu
Namun dirimu membuat Indramayu jadi dituju
Dicari di peta kekinian nan memukau

Konon dirimu dipagari pesisir cantik
Tak mudah pula orang menapakinya
Perbincangan tentangmu
Justru oleh orang-orang yang jauh disana
Tentang keunikanmu, kekayaan biota lautmu
Membuatku semakin menggebu dengan rasa ingin tau

Foto-foto elokmu, tersebar sudah
Ditawarkan oleh banyak biro wisata
Dengan iming-iming pelengkap keindahanmu
Meyakiniku satu saat nanti kukan datang
Membawa berjuta asa tentang dirimu dan kota kita
Indramayu tercinta.


2.       Kami Menujumu, Cantik

 Nelayan dan perahunya itu akhirnya mengantar kami
Menujumu, cantik …
Walau hati kecut, nyali ciut, tak ada pilihan lain
Pantang mundur sebagai pecundang

Obrolan yang kuabaikan tentang perahu
yang akan membawa kami menujumu

terhempas sudah dengan sesosok perahu kecil
yang jauuh dari bayangan
Menyusuri sungaipun  seakan terseok

Hutan bakau dan deretan perahu nelayan
Yang nampak enggan melaut
Melengkapi  keraguan dan keyakinan yang timbul tenggelam
Apakah benar sudah siap mengunjungimu kali ini, cantik

Bertemu muara setelah satu jam berlalu
Perahu Nampak mulai bersemangat memburumu, cantik
Baru terasa ada hasrat yang senada, hatipun mulai khusyu
Semakin kelam birunya samudra semakin Nampak kecilnya perahu
Terombang ambing gelombang yang semakin tak bersahabat

Yaa Alloh Yaa Tuhan kami, beginikah mereka para nelayan ?
Berjuang demi keluarga di Negara,
yang katanya lautanpun jadi kolam susu  ?
Menyadari tiada lagi perahu dihamparan samudra
Sejauh mata memandang, hanya biru yang menghitam
Hatipun makin kecut, ciut…
Ampuni kami jika untuk hasrat menemui
si cantik ciptaanMu, para nelayan ini rela mengambil resiko
Menerjang badai dan gelombang yang tanpa ampun menghantam
Perahu kami, menghantam naluri kecil kami ?


Kami menujumu cantik, namun bukan seperti ini yang kami bayangkan
Ada baiknya memang, 
karena hati kami semakin khusyu dalam menyebut namaNya
Kami menjadi sangat ingin dekat dengan Sang Pencipta kita
Komat-kamit bibir kami memohon ampunanNya, perlindunganNya
Kami sanjungkan terus sholawat kami pada idola kami sepanjang hayat
Kami yakini perjalanan kami bukanlah untuk perkara 
yang akan mendustakannikmatMu yaa Roob.



Maka janganlah kami Engkau hukum
dengan ganasnya gelombang samudra yang menakutkan kami ini


Perlahan namun pasti gelombang mereda
Seiring sayup terlihat hamparan daratan menghitam
Karena senja telah menjadi semakin larut
Alhamdulillah saat magribh hampir tiba, kami sudah lebih dekat denganmu cantik
Pantaimu yang cantik memang tidak terlalu ramah menyambut kami
Dibuatnya kami kuyup sebelum kami bisa benar-benar menjangkaumu
Dibuatnya kami kami mandi agar sempurna wudhu kami
Lalu kami sholat magribh diiringi sujud syukur kami padaNya





No comments: