1. Pulau Nan Hijau Cantik
Lama sudah kudengar
tentangmu
Namun saat itu tak
berani kuberkhayal
Mengunjungimu walau ada
keinginan menggebu
Kusadari masih banyak
prioritas dari sekedar menengok
Eloknya kamu
Disana nun jauh disana
Hamparan hijau terpisah
jarak dan waktu
Gelombang samudra
menjadi perintang menujumu
Namun dirimu membuat
Indramayu jadi dituju
Dicari di peta kekinian
nan memukau
Konon dirimu dipagari
pesisir cantik
Tak mudah pula orang
menapakinya
Perbincangan tentangmu
Justru oleh orang-orang
yang jauh disana
Tentang keunikanmu,
kekayaan biota lautmu
Membuatku semakin
menggebu dengan rasa ingin tau
Foto-foto elokmu,
tersebar sudah
Ditawarkan oleh banyak
biro wisata
Dengan iming-iming
pelengkap keindahanmu
Meyakiniku satu saat
nanti kukan datang
Membawa berjuta asa
tentang dirimu dan kota kita
Indramayu tercinta.
2. Kami Menujumu, Cantik
Nelayan dan perahunya itu akhirnya mengantar
kami
Menujumu, cantik …
Walau hati kecut, nyali ciut,
tak ada pilihan lain
Pantang mundur sebagai
pecundang
Obrolan yang kuabaikan
tentang perahu
yang akan membawa kami
menujumu
terhempas sudah dengan
sesosok perahu kecil
yang jauuh dari bayangan
Menyusuri sungaipun seakan terseok
Hutan bakau dan deretan
perahu nelayan
Yang nampak enggan
melaut
Melengkapi keraguan dan keyakinan yang timbul tenggelam
Apakah benar sudah siap
mengunjungimu kali ini, cantik
Bertemu muara setelah
satu jam berlalu
Perahu Nampak mulai
bersemangat memburumu, cantik
Baru terasa ada hasrat
yang senada, hatipun mulai khusyu
Semakin kelam birunya
samudra semakin Nampak kecilnya perahu
Terombang ambing
gelombang yang semakin tak bersahabat
Yaa Alloh Yaa Tuhan
kami, beginikah mereka para nelayan ?
Berjuang demi keluarga
di Negara,
yang katanya lautanpun
jadi kolam susu ?
Menyadari tiada lagi
perahu dihamparan samudra
Sejauh mata memandang,
hanya biru yang menghitam
Hatipun makin kecut,
ciut…
Ampuni kami jika untuk
hasrat menemui
si cantik ciptaanMu,
para nelayan ini rela mengambil resiko
Menerjang badai dan
gelombang yang tanpa ampun menghantam
Perahu kami, menghantam
naluri kecil kami ?
Kami menujumu cantik,
namun bukan seperti ini yang kami bayangkan
Ada baiknya memang,
karena
hati kami semakin khusyu dalam menyebut namaNya
Kami menjadi sangat
ingin dekat dengan Sang Pencipta kita
Komat-kamit bibir kami
memohon ampunanNya, perlindunganNya
Kami sanjungkan terus sholawat
kami pada idola kami sepanjang hayat
Kami yakini perjalanan
kami bukanlah untuk perkara
yang akan mendustakannikmatMu yaa Roob.
Maka
janganlah kami Engkau hukum
dengan ganasnya
gelombang samudra yang menakutkan kami ini
Perlahan namun pasti
gelombang mereda
Seiring sayup terlihat
hamparan daratan menghitam
Karena senja telah
menjadi semakin larut
Alhamdulillah saat
magribh hampir tiba, kami sudah lebih dekat denganmu cantik
Pantaimu yang cantik
memang tidak terlalu ramah menyambut kami
Dibuatnya kami kuyup
sebelum kami bisa benar-benar menjangkaumu
Dibuatnya kami kami
mandi agar sempurna wudhu kami
Lalu kami sholat magribh
diiringi sujud syukur kami padaNya
No comments:
Post a Comment