My Jurney
Long Life Education
Wednesday, September 25, 2013
Sunday, September 1, 2013
Dialog Interaktif Pada Program Siraman Qalbu di SMPN 2 Sindang Indramayu
Malam Jum’at tanggal 29
Agustus 2013 yang lalu hp saya berdering, ternyata dari guru Pendidikan Agama
Islam senior di sekolah kami. Beliau penanggung jawab program sekolah “Siraman
Qalbu” yang biasa kami selenggarakan pada setiap pagi Jum’at (dulu “Bintal”
atau Bimbingan Mental, tapi karena ada yang keberatan dengan istilah “Bintal”
maka nama program diganti “Siraman Qalbu”). Saya diminta menggantikan
penceramah yang sudah terjadwal tetapi sedang sakit, saya seperti biasa mencoba
menawar kalau ditodong begini. Saya menawar membawakan materi ceramah sesuai
kesiapan saya, yaitu seputar motivasi belajar dan sekitarnya. Akhirnya beliau
menyerahkan sepenuhnya materi yang akan saya diskusikan dengan para peserta
didik kami pada program Siraman Qalbu besok.
Saya mulai mencari-
cari artikel dari koleksi artikel yang saya punya, baik yang berupa soft copy
maupun hard copy, diantaranya dari bahan siaran OTI (obrolan Hati, acara curhat
para abg yang biasa saya asuh di sebuah Radio Swasta di kota kami). Tentu saja yang kira-kira akan mengena
disampaikan pada awal tahun ajaran baru ini pada para peserta didik kami. Maka ketemulah
sebuah artikel yang berjudul “Dua Hal Yang Membuat Kita Lupa Bersyukur Dengan
Keadaan Kita Sekarang Ini”. Artikel ini pernah saya angkat sebagai tema pada
saat saya siaran OTI pada bulan Maret 2012, setahun yang silam. Kalau tidak
salah alasan saya mengangkat tema itu adalah karena saya lihat banyak para abg
yang pasang status di akun facebook nya bernada “keluhan dan keluhan”.
Seolah-olah dalam hidup mereka melulu hanya berisi penderitaan dan kesulitan
yang tiada habisnya, makanya saya tergugah untuk mengangkat tema itu dibantu
sebuah artikel hasil googling.
Akhirnya
saya tetapkan kalau saya akan mengangkat tema yang akan saya diskusikan dengan
peserta didik saya adalah dari artikel yang berjudul “Dua Hal Yang
Membuat Kita Lupa Bersyukur dengan Keadaan Kita Sekarang Ini”. Dalam artikel
tersebut dibahas bahwa dua hal yang membuat kita lupa bersyukur adalah :Yaitu
pertama “Kita sering memfokuskan diri pada
apa yang kita inginkan dan bukan pada apa yang kita miliki.” Hal kedua yang
sering membuat kita lupa bersyukur adalah :”Kecenderungan
membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih
beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih
tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.”
Seperti biasa urutan acara setelah pembukaan
disambung lantunan ayat suci Al-Qur-an, diiringi pembacaan saritilawah kemudian
latihan ceramah. Hari itu yang mendapat bagian sebagai penanggung jawab program
“Siraman Qalbu” adalah peserta didik dari kelas IX A dimana penceramahnya oleh
dua orang. Ceramah mereka bertema “Ber iman pada hari Akhir”.
Sambil menunggu giliran saya
menyampaikan materi dan memimpin diskusi, saya turut menyimak apa yang
disampaikan para “Da’i muda” dalam ceramahnya. Penceramah cukup pintar
mengupayakan agar materi ceramahnya diikuti dengan seksama oleh teman-teman dan
adik-adik kelasnya, duo penceramah itu menyediakan beberapa batang coklat untuk
reward bagi yang bisa menjawab pertanyaan yang mereka ajukan ditengah-tengah
ceramahnya. Maka terjadilah komunikasi dua arah yang cukup interaktif antara
penceramah dan audiensnya. Rupanya siasat yang biasa saya jalankan mulai mereka
tiru, saya bangga menyadari bahwa peran kami sebagai guru yang “Ing Ngarso sung
Tulodo” berlaku positive pada peserta didik kami.
Seperti biasa saya pun menyiapkan
beberapa batang coklat yang akan saya berikan sebagai reward bagi peserta didik
saya yang bisa menjawab pertanyaan saya nanti. Pertanyaan pertama saya adalah :”
Apa hikmah ber iman pada hari akhir ?”, seperti tema ceramah yang dibawakan duo
da’i tadi “dan bagaimana implementasinya
dalam menjalani kehidupan di sekolah ?” . Saya cukup besar hati karena siswa
yang berusaha menjawab, nampak banyak dan cukup antusias. Dan jawaban dari
siswa yang berani segera tampil setelah terlebih dahulu mengacungkan tangan
adalah sebagai berikut “Hikmah nya ber iman pada hari akhir adalah : kita
semakin berusaha meningkatkan ketaqwaan dan memperbanyak amal shaleh, menyadari
bahwa pada hari Yaumil Akhir nanti akan ada penghitungan/hisab. Implementasinya
di sekolah adalah belajar yang tekun dan mencoba ambil bagian (turut ber peran
serta) dalam setiap program sekolah dengan peran aktif dan sebaik-baiknya.
Kemudian saya lanjutkan dengan
membahas tema dari saya, setelah saya menguraikan tema tentang “Dua Hal Yang
membuat Kita Lupa Bersyukur”. Saya meminta peserta didik menjawab pertanyaan
saya :”Contoh keinginan kalian tentang sekolah ini yang mungkin sekarang ini masih
dianggap sebagai keinginan yang terlalu ‘MULUK’”.
Seorang siswa putri yang duduk di bagian belakang berupaya mengacungkan tangan
nya tinggi-tinggi, maka saya beri dia kesempatan untuk menjawab. Setelah
menyebutkan namanya dan nama kelasnya dia kemudian menjawab :“Saya ingin kelak
sekolah ini dicari dan dipilih oleh siswa dari luar negeri untuk tempatnya
mencari ilmu. Dan mereka sebelumnya mendengar banyak hal baik tentang sekolah
kita, jadi mereka tertarik untuk bergabung disini”. Wah jawaban yang luar biasa,
lalu saya bertanya pada audiens :”Mungkin tidak yaa sekolah kita suatu saat
seperti itu ?”. Mereka serentak menjawab :”mungkiiiin”, “Insya Allah” saya
menimpali. Lalu saya mengajukan pertanyaan lain :” Kira-kira bagaimana yaa cara
mencapai keinginan tersebut ?”. Setelah penjawab pertanyaan pertama dan kedua
mendapat hadiah coklat, maka penjawab yang ketiga mencoba menjawab seperti ini:”Agar
sekolah kita terkenal sampai ke luar negeri, maka kita harus aktif mengikuti
kegiatan lomba dan adu kompetensi tingkat “ASEAN” bahkan tingkat “DUNIA”.
Dengan sendirinya jika kita ikuti event event tingkat dunia apalagi sampai
menjadi juara maka pelan-pelan sekolah kita akan mulai dikenal dan cukup
diperhitungkan oleh komunitas pendidikan tingkat Internasional.
Selanjutnya saya bahas tentang “Banyak
Hal yang dimiliki sekolah ini dan masih diabaikan oleh beberapa siswa yang
sibuk memikirkan dan focus pada ‘kenginannya’ tentang sekolah ini”. Ketika saya
ajukan pertanyaan :”Sebenarnya apa saja hal yang sudah kita miliki di sekolah
ini, yang harusnya menjadi kebanggaan mereka dan membuat mereka menjadi lebih
berkembang bakat dan minatnya, baik di bidang akademis dan non akademis?”.
Seorang siswi dari kelas VIII dengan antusias mencoa angkat tangan, setelah
saya tunjuk dia berlari ke depan untuk menjawab pertanyaan. “Sekolah ini
memiliki banyak hal istimewa yang membuat kami bangga dan mampu mengembangkan
bakat dan minat kami jauh lebih pesat dari perkiraan kami semula”. “Terbukti
setiap tahun ada saja siswa yang terpilih mengikuti jambore Pramuka mulai
tingkat Asean, Asia, dan Australia. Ada juga yang mendapat medali perak bahkan
emas pada lomba ICAS yang diselenggarakan Negara Australia’.
Wah ternyata dialog interaktif yang
terjadi saat program “Siraman Qalbu” berlangsung, cukup menggambarkan keinginan
dan harapan mulia peserta didik akan lembaga ini. Selain itu juga cukup memberi
gambaran betapa mereka bangga dan sadar betul kalau mereka tidak “keliru”
memilih sekolah ini sebagai tempat mereka menimba ilmu dan membangun karakter
positif yang ada pada dirinya bersama-sama seluruh civitas akademika dan
seluruh komponen yang ada di sekolah kami SMPN 2 Sindang Indramayu. Semoga
semua anggota keluarga besar SMPN 2 Sindang Indramayu senantiasa dilimpahi dan
dikaruniai kekuatan oleh Allah Subhanahu Wata'ala sehingga mampu berkiprah dalam upaya pencapaian tujuan
Pendidikan Nasinal. Amiin Yaa Robbal Alamin.
Subscribe to:
Posts (Atom)